Postingan di tahun yang baru...!
Tengah bulan tiba, stok kebutuhan sehari-hari di kos pun sudah mulai habis, akhirnya saya memutuskan untuk membeli lagi kerperluan saya di sebuah swalayan di dekat kampus. Setelah beberapa saat memilih-milih barang belanjaan, saya pun membayar barang-barang tersebut di kasir. Tak berapa lama setelah menghitung jumlah yang harus saya bayar, si penjaga kasir memberikan uang kembalian saya bayarkan plus bonus sebuah permen. Saya pun berlalu dari swalayan tersebut menuku kos saya.
Dalam perjalanan sambil menikmati permen yang tadi saya dapat dari kasir, tiba- tiba kepikiran sesuatu. Perasaan setiap saya membeli sesuatu dan kembaliannya sertaus,dua ratus ataupun tiga ratus rupiah, seringkali ditukar dengan permen. Dan permen inipun biasanya memang sudah disediakan di mesin kasir tersebut, berarti memang hal seperti ini sering terjadi dan dibiasakan.
Setelah sampai di kos, saya pun iseng mencari-cari artikel seputar hal ini di internet, dan ternyata banyak juga yang mengalami hal serupa. "Kita kan bayarnya pakai uang, bukan permen..!!", kurang lebih seperti itu penggalaman kalimat di salah satu artikel tersebut. Kekesalan ibu ini pun sudah dilaporkan ke pihak customer service dan dimasukkan kedalam surat pembaca, namun tidak ada tanggapan yang berarti. Sudah menjadi kebiasaan ternyata di beberapa swalayan di negeri ini, menjadikan permen sebagai alat tukar seperti jaman dulu saja.
Apa iya pihak swalayan/toko tersebut tidak bisa menyediakan uang receh untuk kembalian?Bukannya apa-apa, namun kok seperti sudah menjadi kebiasaan bahwa kembalian yang tidak terlalu banyak, bisa diganti dengan permen?sejak kapan permen menjadi alat tukar di negeri ini?Kalau memang iya, besok-besok saya akan mengumpulkan permen tersebut dan membawanya ke swalayan ketika saya akan membeli barang-barang saya,hehe..
permen..??!
Labels: my opinion , nulis aja