Beberapa bulan belakangan menjadi bulan yg berwarna bagi saya pribadi. Mengunjungi berbagai tempat di Indonesia, mengagumi ciptaan-Nya serta mencoba menyegarkan kembali pikiran diantara padatnya rutinitas kerja dan kehidupan kota Jakarta.
Perjalanan pertama yang akan saya ceritakan kali ini adalah ketika saya berkesempatan mengunjungi salah satu gunung yang mungkin sudah dikenal banyak orang di dunia, Anak Gunung Krakatau. Anak Gunung Krakatau merupakan gunung yang terbentuk setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883. Selain mengagumi keindahan Krakatau, kami juga akan melihat keindahan bawah laut pulau-pulau di sekitar Krakatau dari mulai pulau Umang, Sebuku Kecil dan Lagoon Cabe. Perjalanan ini sendiri menurut jadwal, memakan waktu 2 hari 1 malam dimulai dari keberangkatan pada hari Jumat tanggal 10 Juni 2011 dan akan selesai pada hari Minggu, 12 Juni 2011.
Hari Jumat tanggal 10 Juni 2011, selepas pulang kantor, saya pun bergegas menuju terminal Kp. Rambutan beserta teman saya. Disana kami bertemu dengan rombongan lain yang belom pernah kami kenal dan temui sebelumnya. Saya pun berkenalan dengan masing-masing peserta dan berterima kasih telah membuat acara jalan bersama yg dibuka untuk umum ini :).
Total rombongan kami berjumlah 26 orang. Dari terminal Kp. Rambutan sekitar pukul 22.00 kamipun bergegas naik bis menuju pelabuhan Merak dimana disana sudah ada kawan kami yang menunggu yang juga akan mengikuti perjalanan kali ini.
Sekitar pukul 01.00 Sabtu dini hari, rombongan pun sampai di pelabuhan Merak dan bertemu rekan kami yang bergabung disana. Dari pelabuhan Merak kami akan menuju dermaga Bakauheni menggunakan kapal penyebrangan. Perjalanan diatas kapal ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Pagi hari sekitar subuh, kami pun sampai di Bakaheuni. Perjalanan dilanjutkan menuju Dermaga Canti yang memakan waktu kurang lebih sekitar 1 jam. Dari Canti inilah perjalanan ekplorasi Krakatoa dimulai.
Kami menggunakan kapal yang sudah dicarter sebelumnya, perjalanan pertama kali adalah mengunjungi pulau Sebuku, yang tidak jauh dari dermaga Canti. Disini kita bisa melihat hamparan pasir putih dan laut yang masih bening, tidak terlalu banyak campur tangan manusia yang ada di pulau ini sehingga keindahannya masih sangat terjaga. Di pulau ini ada beberapa teman kami yang bersnorkel ria, ada pula yg berburu foto. Tidak lama waktu kami lanjutkan di pulau ini, karena tujuan selanjutnya sudah menanti yaitu pulau Umang, disini juga merupakan spot yang bagus untuk snorkeling. Selesai bermain di laut, banyak teman yang tertidur di kapal, karena hari menjelang siang, kamipun menuju pulau Sebesi untuk bersih diri dan makan siang.
Setelah acara makan siang dan mandi, perjalanan pun dilanjutkan untuk menuju Anak Gunung Krakatau. Disinilah akhirnya nanti kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pinggir pantai. Dalam perjalanan kesana pun terlihat bahwa gunung yang satu ini merupakan gunung yang aktif, tidak jarang letusan abu atau batu sering terlihat, dengan asap dan awan yg menjulang tinggi di angkasa. Menjelang senja kami sampai di Anak Karakatau, cobalah naik sedikit, menuju ke arah barat agar dapat menikmati indahnya sunset disini, dari sini pula anda dapat menikmati pemandangan sekitar Krakatau dan pulau-pulau yang mengelilinginya.
Pada malam harinya, acara dilanjutkan dengan bakar ikan, memasak makanan, atau sekadar tiduran di pantai menikmat malam di pantai. Sebuah suasana yang indah dengan langit yang cerah sehingga anda bisa menyaksikan banyaknya bintang di langit. Keesokan paginya, bangunlah lebih awal agar dapat melihat indahnya matahari terbit. Jangan lupa untuk naik sedikit di punggung Krakatau agar pemandangan lebih jelas terlihat.
Ada pengalaman menarik ketika saya dan beberapa teman naik ke punggung Anak Krakatau, untuk menikmati momen matahari terbit, setelah asik foto-foto, mengobrol dan mencoba mengekplorasi keindahan gunung yang satu ini, tiba-tiba saja Krakatau terbangun dari tidurnya dan melemparkan awan dan debu panas serta batu pijar kemerahan dari dalam perutnya, sontak kami yang berada sangat dekat disanapun berlari turun agar tidak terkena "batuk" Krakatau. Tapi memang dasarnya maniak foto, dan penikmat momen tertentu, tetap saja kita berfoto di momen langka ini, sambil terus berlari turun kebawah. Alhamdulillah kami bisa turun dengan selamat tanpa terkendala apapun.
Akhir kata perjalanan ini sungguh berkesan, karena tidak hanya cerita yang ada selama perjalanan, namun juga keindahan yang masih alami serta teman seperjalanan yang luar biasa. Meskipun saya baru sampai di rumah pada senin pukul 05.00 pagi, tapi saya puas dengan perjalanan saya kali ini.
Berikut sedikit rincian biaya secara kasar untuk kesana:
Kami menggunakan kapal yang sudah dicarter sebelumnya, perjalanan pertama kali adalah mengunjungi pulau Sebuku, yang tidak jauh dari dermaga Canti. Disini kita bisa melihat hamparan pasir putih dan laut yang masih bening, tidak terlalu banyak campur tangan manusia yang ada di pulau ini sehingga keindahannya masih sangat terjaga. Di pulau ini ada beberapa teman kami yang bersnorkel ria, ada pula yg berburu foto. Tidak lama waktu kami lanjutkan di pulau ini, karena tujuan selanjutnya sudah menanti yaitu pulau Umang, disini juga merupakan spot yang bagus untuk snorkeling. Selesai bermain di laut, banyak teman yang tertidur di kapal, karena hari menjelang siang, kamipun menuju pulau Sebesi untuk bersih diri dan makan siang.
Setelah acara makan siang dan mandi, perjalanan pun dilanjutkan untuk menuju Anak Gunung Krakatau. Disinilah akhirnya nanti kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pinggir pantai. Dalam perjalanan kesana pun terlihat bahwa gunung yang satu ini merupakan gunung yang aktif, tidak jarang letusan abu atau batu sering terlihat, dengan asap dan awan yg menjulang tinggi di angkasa. Menjelang senja kami sampai di Anak Karakatau, cobalah naik sedikit, menuju ke arah barat agar dapat menikmati indahnya sunset disini, dari sini pula anda dapat menikmati pemandangan sekitar Krakatau dan pulau-pulau yang mengelilinginya.
Pada malam harinya, acara dilanjutkan dengan bakar ikan, memasak makanan, atau sekadar tiduran di pantai menikmat malam di pantai. Sebuah suasana yang indah dengan langit yang cerah sehingga anda bisa menyaksikan banyaknya bintang di langit. Keesokan paginya, bangunlah lebih awal agar dapat melihat indahnya matahari terbit. Jangan lupa untuk naik sedikit di punggung Krakatau agar pemandangan lebih jelas terlihat.
Ada pengalaman menarik ketika saya dan beberapa teman naik ke punggung Anak Krakatau, untuk menikmati momen matahari terbit, setelah asik foto-foto, mengobrol dan mencoba mengekplorasi keindahan gunung yang satu ini, tiba-tiba saja Krakatau terbangun dari tidurnya dan melemparkan awan dan debu panas serta batu pijar kemerahan dari dalam perutnya, sontak kami yang berada sangat dekat disanapun berlari turun agar tidak terkena "batuk" Krakatau. Tapi memang dasarnya maniak foto, dan penikmat momen tertentu, tetap saja kita berfoto di momen langka ini, sambil terus berlari turun kebawah. Alhamdulillah kami bisa turun dengan selamat tanpa terkendala apapun.
Akhir kata perjalanan ini sungguh berkesan, karena tidak hanya cerita yang ada selama perjalanan, namun juga keindahan yang masih alami serta teman seperjalanan yang luar biasa. Meskipun saya baru sampai di rumah pada senin pukul 05.00 pagi, tapi saya puas dengan perjalanan saya kali ini.
Berikut sedikit rincian biaya secara kasar untuk kesana:
Bis Jakarta - Merak/pp Rp 34.000
Kapal Ferry Merak/pp - Bakaheuni /pp Rp 22.000
Sewa pelampung/ lifevest Rp 15.000
Sharing Cost
Sewa Angkot/ pp 300.000/13 Rp 23.000
Sewa Kapal 2 hari Rp 2.500.000/ 25 = Rp 100.000
Guide Rp.200.000/ 25 Rp 8000
Makan 5x plus bakar2 an ikan Rp 60.000
Total Rp 262.000
Kurang lebih sekitar itu biaya yang dikeluarkan, terima kasih kepada semua yang mewujudkan perjalanan ini, dan teman-teman yang sudah mengadakan dan memperbolehkan saya ikut pada perjalanan kali ini.